Khamis, 11 Oktober 2012

Semua yang ada bukan milik kita, tapi ianya milik ALLAH


Seringkali kita berkata,
Ketika semua orang memuji milik kita...
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobil kita hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumah kita hanyalah titipan-Nya
Bahwa harta kita hanyalah titipan-Nya
Bahwa putra kita hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa kita tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan pada kita ?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada kita ?
Dan kalau bukan milik kita, apa yang harus kita lakukan untuk milik-Nya itu ?
Adakah kita memiliki hak atas sesuatu yang bukan milik kita ?
Mengapa hati kita justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali,
Kita sebut itu sebagai musibah
Kita sebut itu sebagai ujian,
Kita sebut itu sebagai petaka
Kita sebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika kita berdoa, kita minta titipan yang cocok dengan hawa nafsu kita
Kita ingin lebih banyak harta,
Kingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kita tolak sakit,
kita tolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagi kita
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Kita rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dari kita, dan nikmat dunia kerap menghampiri kita.
Kita perlakukan Dia Yang Maha Segala-Nya seolah mitra dagang, dan bukan sembahan kita, bukan pencipta kita, bukan kekasih kita
Kita minta Dia membalas "perlakuan baik kita",
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginan kita
Ya Allah...,
Padahal tiap hari ketika mengawali sholat, kita ucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah...ke pada-Mu
Namun
Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan datang sesungguhnya sama saja....
Kita menolaknya....
Ya Allah....Yang Maha Pengampun ampunilah kami yang belum sepenuhnya Ikhlas pada setiap ketetapan-Mu

Tiada ulasan:

Catat Ulasan