Beberapa waktu yang lalu kami telah membahas Manaqib Sayyidina Adnan dan putranya, Sayyidina Ma'ad, keduanya merupakan datuk Rasulullah ke-20 dan ke-21. Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas sekelumit Manaqib Sayyidina Nizar, putra Sayyidina Ma'ad bin Adnan.
Manaqib Sayyidina Nizar (Datuk Rasulullah ke-19)
Nama asli Sayyidina Nizar adalah Khalid. Dinamakan Nizar, diambil dari kata An-Nuzr yang bermakna “sedikit”. Kisahnya bermula pada saat kelahirannya, ayahnya melihat Nur Muhammad begitu terpancar diantara kedua matanya. Ayahnya sangat bahagia melihat itu, beliau lalu menyalakan Bukhur (wewangian) dan menyiapkan makanan untuk dibagikan kepada saudara dan tetangganya. Kepada orang-orang beliau berkata, “Ini adalah sedikit (An-Nuzr) untuk hak dari kelahiran putraku ini.” Maka orang-orang kemudian memanggilnya Nizar.
Sayyidina Nizar pun sempat mengalami masa-masa akhir dari kenabian Nabi Musa, bahkan pernah terjadi perselisihan antara Sayyidina Nizar dengan Nabi Musa. Ketika itu atas desakan pengikutnya, Nabi Musa hendak menyumpahi Sayyidina Nizar dan saudara-saudaranya, namun Allah menegurnya dan mengabarkan kepada Nabi Musa bahwa dari keturunan Sayyidina Nizar akan lahir seorang Nabi Akhir Zaman. Allah berfirman, “Jangan kau sumpahi mereka, karena dari mereka itu kelak akan terlahir seorang Nabi yang Ummi dan pembawa kabar gembira, dan diantara mereka akan keluar umat yang dirahmati.” Demi kemuliaan Nur Muhammad yang ada pada diri Sayyidina Nizar, akhirnya Nabi Musa mengalah dan berislah (damai) dengan beliau.
Jika ayahnya merupakan orang yang pertama kali melakukan syukuran kelahiran, maka Sayyidina Nizar adalah orang yang pertama kali melakukan syukuran kehidupan dengan menyembelih hewan kurban dalam jumlah banyak, sehingga setiap orang di Makkah mendapat bagian dari daging kurban itu. Itu beliau lakukan saat mengetahui bahwa dalam dirinya bersemayam Nur Muhammad.
Sayyidina Nizar wafat saat melakukan perjalanan ke Yatsrib (Madinah) dan dimakamkan di suatu tempat bernama Dzatul Jaysyi. Wafatnya beliau di Madinah ini memberi kesan bahwa dari masa datuk-datuknya yang suci hingga masa Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam hidup, antara Makkah dan Madinah memang terdapat kaitan yang kuat sebagai Haramain (Dua Kota Suci) yang akan menjadi tempat tinggal Nabi Akhir Zaman.
Sayyidina Nizar menikah dengan dua orang wanita yang merupakan adik kakak dan sepupu dari dirinya sendiri. Pertama beliau menikah dengan Saudah binti Akk bin Adnan, darinya beliau dikaruniai dua orang anak bernama Mudhar dan Iyad. Setelah wafat Saudah, beliau menikah lagi dengan saudarinya, yaitu Syaqiqah binti Akk bin Adnan, darinya beliau dikaruniai dua anak pula bernama Rabi’ah dan Anmar.
Nasab Rasulullah : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin NIZAR bin Ma'ad bin Adnan.
blog saya satu lagi boleh dilawati : http://sharmine205omarshahab.blogspot.com/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan