UBAT PENENANG HATI
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d : 28)
UBAT yang paling mujarab untuk menenangkan hati adalah Allah, ubat kehidupan untuk mencapai keselamatan di dunia dan akhirah, hembusan nafas dan detak jantungmu selamat dari yang selain Allah adalah mengingat Allah, yang dirisaukan adalah jika seorang hamba tidak selamat dari Allah maka siapa yang biasa yang menyelamatkannya, jika seorang hamba telah dicelakakan Allah maka siapa yang bisa membantunya? Sebagaimana do’a yang selalu dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Ya Allah tidak ada orang yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang memberikan apa saja yang Engkau tahan, dan tidak ada yang menolak apa yang telah Engkau tentukan, dan tidak memberi manfaat kekayan dan kemuliaan kepada pemiliknya, dari-Mulah segala kekayaan dan kemuliaan."
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setiap selesai melakukan shalat, beliau tidak pernah meninggalkan do’a itu. Do’a ini juga membuka rahasia anugerah Ilahi semakin besar untuk kita, dan membuat sesuatu yang terhalang dari kita, seperti rezki yang semestinya kita terima, baik berupa rezki yang zahir atau yang batin, akan menjadi semakin dibuka pintu-pintunya oleh Allah dengan keberkahan do’a ini. Dan juga do’a yang tidak pernah lepas dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat adalah:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْك السَّلَامُ وَإِلَيْك يَعُودُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
“Ya Allah, Engkau maha sejahtera dan dari-Mulah serta kembalinya kesejahteraan, hidupkanlah kami dengan sejahtera dan masukkanlah kami ke syurga tempat kesejahteraan, Maha berkah Engkau Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.”
|||||||||||||||||||||||||| |||||||||||||||||||||||||| |||||
PINTU RAHAMT DIBUKA DENGAN KEBANGKITAN RASULULLAH SHALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai melakukan shalat pastilah beliau membaca do’a itu. Maka milikilah rahasia kesejahteraan dari pemilikNya, yang senantiasa diminta oleh manusia yang membuka kesejahteraan dunia dan akhirah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al Anbiyaa: 107 )
Seluruh pintu rahmat Allah dibuka dengan kebangkitan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pintu kesejahteraan ditawarkan kepada kita setiap selesai shalat untuk diminta, maka selesai melakukan shalat mintalah kesejahteraan kepada yang memilikinya, maka kesejahteraan itu akan diberikan oleh Yang Maha Dermawan, yang mana tidak ada sifat kikir dalam nama Allah. Dia memberi lebih dari yang kita minta, Dia memberi lebih dari yang kita harapkan dan tiadalah seseorang yang berdo’a kepada Allah kecuali ia akan besyukur kepada Allah kelak di hari kiamat. Seseorang yang mungkin kecewa dengan sesuatu yang telah dia ucapkan dalam do’a namun seakan tidak diberi oleh Allah, di hari kiamat ia akan meneteskan air mata haru karena ternyata betapa indahnya pengaturan Allah dibalik harapan dan do’anya. Sesuatu yang ia minta tidak Allah kabulkan namun ternyata Allah menyiapkan sesuatu yang jauh lebih indah dari yang ia minta.
|||||||||||||||||||||||||| |||||||||||||||||||||||||| |||||
ALLAH TIDAK AKAN MENGECEWAKAN DO'A SEORANG HAMBANYA
Salah satu dari do’a-do’a para nabi, diantaranya adalah do’a nabi Ayyub ‘alaihisallam berdoa:
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku.” (Maryam: 4)
Jika kita berdo'a kepada Allah maka kita tidak akan dikecewakan oleh-Nya. Ayat ini adalah ucapan Nabi Ayyub namun diturunkan dan diceritakan oleh Allah untuk ummat Muhammad, Rasulullah shallallahu ‘alaihisallam, jika hanya untuk Nabi maka tidaklah akan dicantumkan dalam Alqur’an Al Karim karena Al qur’an adalah surat kasih sayang Allah untuk ummat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka bukalah dan ambillah rahsia keluhurannya, rahsia kemuliaan do’a, rahsia kemuliaan yaqin, diamana dikatakan oleh para salafusshalih dan terdapat dalam atsar sahabat bahwa tidak ada sesuatu yang lebih agung diturunkan Allah daripada keyakinanan. Jika seseorang yakin bahwa Allah subhanahu wata’ala tidak akan mengecewakannya dengan do’a-do’anya maka keyakinan itulah yang terjadi, dan riwayat ini diperkuat dengan hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
“Aku bersama prasangka hamba-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku semaunya”
Allah bersama prasangka seorang hamba, jika hamba menyangka bahwa Allah tidak akan mengecewakannya dengan do’a-doanya maka Allah tidak akan mengecewakannya. Jika seorang hamba rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepadanya, apabila seorang hamba cinta kepada Allah maka Allah cinta kepadanya. Oleh sebab itu bukalah prasangka baik seluas-luasnya untuk Allah maka Allah akan lebih baik dari prasangka itu.
|||||||||||||||||||||||||| |||||||||||||||||||||||||| |||||
YANG TIDAK BISA SUJUD DI HARI AKHIRAT NANTI
Akan datang waktu dimana manusia kehilangan harga dirinya dihadapan Allah, kehilangan kehormatannya dihadapan Allah, sebagaimana firman Allah:
يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ، خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ، فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ، وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera, Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.” (Al Qalam: 42-45)
Kelak di hari kiamat ketika rahasia cahaya kewibawaan Allah dibuka, dijelaskan oleh para mufassir diantaranya Ibn Abbas bahwa Allah membukakan cahaya kewibawaan-Nya, hal itu selaras dengan firman Allah subhanahu wata’la:
وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.” (Az Zumar : 69)
Kelak di hari perkumpulan ketika semua manusia diperintahkan untuk bersujud, maka ada diantara mereka yang tidak bisa bersujud, kepala dan tubuh mereka tetap tegak, pundak dan pinggang mereka kaku tidak bisa bersujud, siapa mereka? mereka adalah orang-orang yang ketika di dunia diajak untuk bersujud (shalat) namun mereka tidak melakukannya padahal mereka mampu melakukannya, maka di hari kiamat disaat mereka diminta bersujud untuk pengagungan kepada Allah, mereka tak mampu melakukannya karena tidak diizinkan bersujud oleh Allah, agar orang-orang di mahsyar mengetahui bahwa mereka adalah orang yang tidak mau melakukan sujud selama di dunia disaat Allah mengizinkan bersujud. Bagaimana malunya kita kelak di akhirat di saat tidak diizinkan untuk bersujud oleh Allah. Allah tidak memberi kemampuan untuk kita bersujud, maka diserukan kepada mereka:
“ Mereka adalah wajah-wajah yang menghinakan sesuatu yang dimuliakan Allah (sujud) , dan memuliakan sesuatu yang dihinakan Allah.”
|||||||||||||||||||||||||| |||||||||||||||||||||||||| |||||
HATI YANG BERSUJUD
Maka berjatuhanlah kulit wajah mereka karena malunya kepada Allah dan kepada semua keturunannya dan nenek moyangnya hingga ke Nabi Adam ‘alaihisallam. Mereka yang tidak mau memperbanyak sujud ketika di dunia, maka kelak di akhirah tidak akan diizinkan bersujud kepada Allah, sungguh strategi Allah sangat dahsyat. Mereka yang memusuhi orang-orang yang bersujud atau melarang orang lain melakukan shalat, atau menghina orang-orang yang taat kepada Allah maka akan terhina kelak di hari kiamat karena tidak mampu untuk bersujud. Seluruh ibadah adalah hakikat sujud, karena sujud itu menunjukkan tadzallul, merendahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama orang-orang yang bersujud. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَقْرَبُ اْلعَبْدُ إِلَى اللهِ مَنْزِلَةً وَهُوَ سَاجِدٌ
“Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah subhnanahu wa ta'ala yaitu ketika dia sedang sujud.” (Shahih Muslim)
Begitu juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari:
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ مِنْ ابْنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ
“Allah haramkan api neraka menyentuh anggota sujud pada keturunan Adam”
Semua anggota lainnya terkena api neraka dan anggota sujud tidak terbakar oleh api neraka, hal itu jika tubuh yang bersujud maka bagaimana jika hati yang bersujud, semoga Allah menjadikan hati kita selalu bersujud kepada-Nya, tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya, selalu merasa menjadi hamba dan tidak lebih dari sekedar seorang hamba, karena semua yang selain Allah adalah hamba, dan tidak lebih dari hamba. Namun ada hamba-hamba yang Allah khususkan untuk diberi anugerah di masa hidupnya bahkan setelah wafatnya, dan segala sesuatu yang terikat kepada hamba-hamba yang mulia pun akan dimuliakan oleh Allah, bahkan seekor anjing yang menjaga Ashabul kahfi pun dimuliakan oleh Allah sehingga menjadi salah satu hewan yang masuk ke dalam syurga Allah, kalimat (Kalb/ Anjing) disebutkan dalam alqur’an sebanyak 4 kali, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Kahfi:
سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.” (Al Kahfi: 22)
Dan didalam ayat yang lainnya:
وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيد
“Dan anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua." (Al Kahfi: 18)
Mengapa demikian? karena anjing itu setia menjaga para tuannya, dan tuannya adalah para shalihin. Jika hanya seekor hewan khidmah kepada para shalihin maka ia akan dimasukkan ke syurga terlebih lagi jika ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkhidmah, dan terlebih lagi jika berkhidmah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai orang yang berbakti kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Disusun semula dari artikel: Pahala Bersedekah Untuk Yang Telah Wafat
(majelisrasulullah.org)
_______________
Shared By: bicara.hidayah 2 ( .. buat diriku ..)
Foto Illustrasi: Flickr.com
☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆
Tiada ulasan:
Catat Ulasan