Sabtu, 6 Oktober 2012

Ombak tak pernah mungkir



share dari tinta Pujangga Senja
Ombak tak pernah mungkir
akan janjinya kepada pantai
dan pantai tak pernah bosan
menerima pukulan ombak saban waktu.

Walaupun pantai sering berubah
walaupun ombak sering bertukar haluan
namun pantai tetap setia menanti
dan ombak tetap pulang ke pangkuan.
Kesetiaan pantai dan ombak penuh keikhlasan
bukan sekadar menuruti satu fitrah satu suratan.

Pantai tak pernah putus rayuannya
mendambakan kehadiran ombak disisi selalu,
menghiaskan dirinya dengan jalinan indah buih-buih ombak,
melagukan untuknya nyanyian cinta penuh gelora.
Jika tanpa ombak,
pantai pasti kesuraman dan terus kan sepi tanpa pengunjung.

Ombak tak pernah lupa kekasihnya pantai,
yang menjadi tepian pelepas rindu terpendam
yang menjadi permanjaan ombak di hujung kembara
yang menantinya penuh rela tanpa curang.
Jika tanpa pantai,
ombak pasti kehilangan tepian kasih dan
kan terus kematian punca arah haluan.

Dan sering tangan-tangan kejam
mengonak sekuntum kebahagiaan itu
namun ombak dan pantai tetap sabar
menahan gelombang dan pawana
walau sering mereka tersiksa.

Tanya sang siput pada batuan:
Apakah ombak kasihnya tiada berbelah bagi?

Jawab batuan:
Aku menyaksikan tautan cinta mereka
namun kasih sejati keduanya
tak mungkin aku pisahkan
dan mustahil aku bentengkan.

Tanya sang ikan pada nelayan:
Apakah ombak kan pulang nanti?

Jawab nelayan:
Aku tak pernah lihat kecurangan itu
malah aku sentiasa bersama ombak
pulang menuju pantai tanpa perlu aku arahkan.

Tanya sang camar pada karang laut:
Aku terlalu cemburu kepada mereka.

Jawab karang laut:
Mereka adalah sepasang kekasih
yang saling memerlukan
kerana tanpa pantai tiadalah ombak
dan tanpa ombak siapalah pantai…

Tiada ulasan:

Catat Ulasan