INDAHNYA TAWAKKAL SETELAH IKHTIAR
Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakala’ yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya HANYA kepada Allah subhanahu wa ta’la.
Tawakal merupakan perpaduan yang indah antara kepasrahan diri dengan ikhtiar/usaha yang optimal. Setelah kita ikhitiar dengan optimal, maka seharusnya kita bertawakal atas segala hasil yang kita kan dapatkan. Manusia hanya dituntut berusaha, bekerja atau berproses sedangkan hasil sesuai sunnatullah dan ketentuan Allah berlaku.
Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah Radhiyallahu ‘anhu berkata,
‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah!, Apakah aku ikat dahulu unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal? ‘Beliau menjawab, ‘Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah”. (Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)
Tawakal bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir saja tetapi ini AMALAN HATI. Ciri orang yang benar-benar bertawakal adalah:
1) Selalu ingat Allah (berdoa) sebelum dan sesudah berusaha/ikhtiar
2) Meraih hasil dengan usaha yang benar dan jujur
3) Setuju dengan apapun hasil yang didapat (baca: bersyukur)
4) Selalu introspeksi (muhasabah), menjauh dari sikap menyalahkan orang lain atau bahkan berprasangka buruk kepada Allah Yang penentu hasil.
Sahabat, dibawah ini adalah beberapa langkah-langkah dalam bertawakal dengan sebenar-benarnya.
✔ PERTAMA, HARAPAN KEYAKINAN ITU HANYA PADA ALLAH
Mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.
“The higher your expectation is, the more pain you’ll get“, semakin besar rasa pengharapanmu, maka akan semakin besar pula rasa sakit yang akan kau dapat. Dan jika kita menggantungkan pengharapan kepada mahluk yang bernama manusia, maka bersiap-siaplah untuk mengalami rasa kecewa, sebab manusia adalah tempatnya khilaf/salah.
اللَّهُ الصَّمَدُ
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (Al Ikhlas: 2)
✔ KEDUA, BERJANJI UNTUK SELALU BERSYUKUR
Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi peribadi yang bermental positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.
Bukankah Allah teramat sayang kepada hamba-hambaNya? Dan bukankah ia pasti kan memberikan segala yang terbaik untuk hamba-hambaNya?
Dan bukankah kita yakin bahwa Allah maha menepati janji?
Dengan BERSYUKUR, kita bisa melihat kebaikan dari segala sesuatu. Karena bisa jadi, hal yang menurut kita mengecewakan merupakan suatu hal yang terbaik untuk kita. Dan belum tentu, apa yang kita harapkan, merupakan hal yang baik bagi kita. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.
✔ KETIGA, BERLAKU SELALU SABAR
Jika hal yang menimpa diri kita berupa musibah kesusahan yang akhirnya akan menggoreskan kekecewaan dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk BERSABAR.
عَنْ صُهَيْبِ الرُّوْمِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَجَبًا ِلاَمْرِ اْلمُؤْمِنِ، اِنَّ اَمْرَهُ لَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَ لَيْسَ ذلِكَ ِلاَحَدٍ اِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. اِنْ اَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. وَ اِنْ اَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. مسلم
Dari Shuhaib Ar-Rumiy radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah salallahu ‘alaihi wsallam bersabda,
“Sungguh mengagumkan urusannya orang mukmin itu, semua urusannya menjadi kebaikan untuknya, dan tidak didapati yang demikian itu kecuali pada orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan ia bersabar, maka yang demikian itu pun menjadi kebaikan baginya”. [HR. Muslim]
Sabar bukan berarti hal yang pasif saja, sabar juga bersifat proaktif. Karena sabar terdiri dari tiga hal, sabar dalam menghadapi MUSIBAH, sabar dalam mengerjakan KEBAIKAN, dan sabar dalam menahan diri dari mengerjakan perbuatan MAKSIYAT. Jangan pernah menangisi nasi yang telah menjadi bubur, namun berilah ia bumbu, kecap, kacang, dan kerupuk, agar bisa menjadi bubur yang lazat. Dan sungguh, kesabaran hanya akan menambahkan pahala kebaikan pada diri kita.
”Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, llahumma’jurni fi mushibati wa ahlif li khairan minha (sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita dikembalikan. Ya Allah, berilah aku ganjaran dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik darinya), niscaya Allah akan memberi ganjaran padanya dalam musibahnya dan akan menggantikan dengan yang lebih baik darinya.” (HR Muslim).
✔ KEEMPAT, SELALU MENGADAKAN PERBAIKAN (MUHASABAH)
Manusia adalah ciptaan Allah paling sempurna dari makhluk lain. Tetapi manusia juga ditakdirkan berpotensi melakukan kesalahan. Baik karena ketidaktahuan atau dosa kesengajaan. Seorang Muslim yang bertaqwa akan selalu introspeksi yang intinya adalah mengganti keburukan yang telah lampau dan menambah kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr [59]:18)
Allah berikan nikmat tidak sesuai harapan, bisajadi karena kurang maksimal dalam usaha atau sebagai bentuk ujian peringatan Allah. Allah berikan nikmat yang sesuai harapan atau berlebih, maka Allah menunggu apa yang akan dilakukan dengan hasil itu.
In syaa Allah, jika kita selalu introspeksi maka kita akan termasuk orang-orang yang selalu meningkatkan kualitas iman, selalu berfikir positip kepada Allah dan pantang untuk putus asa. Kita berdo’a kepada Allah agar dikuatkan dan dimudahkan dalam bertawakal kepada-Nya.
Wallahu a’lam.
_________
Shared By Bicara Hidayah
Kredit: majis tafsir al Quran
Blog saya satu lagi yg boleh dilawati :
http//sharmine205omarshahab.blogspot.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan