Sabtu, 30 November 2013

MENGALIRKAN ARUS SUNGAI

share dari link fb ~Bicara Hidayah

MENGALIRKAN ARUS SUNGAI 

Sesungguhnya hawa nafsu seorang hamba manusia selalu mempunyai keinginan. Seperti air sungai yang selalu mengalir sepanjang hari yang pada suatu musim dapat meluap menjadi banjir. Bila penduduk suatu kampung, takut rumah-rumah mereka akan tenggelam, perkebunan mereka akan tersapu banjir. Maka solusi yang tepat bukan menghentikan aliran sungai atau menutup sumber mata airnya, karena mustahil bisa dilakukan. Solusi terbaik, mengarahkan atau membuat sistem pengairan yang baik.

Saudaraku, hawa nafsu kita tak mungkin dibendung atau dihilangkan. Nafsu selalu bergejolak mencari apa yang diinginkannya dan untuk menjaga kelestariannya. Seorang hamba tidak pantas untuk membuangnya, namun hendaknya kita bisa mengarahkannya menuju jalan yang mendatangkan manfaat, menyelamatkannya dari jalan yang hina menuju jalan yang baik dan terpuji.

Allah Maha Mengetahui kelemahan hamba-Nya, sehingga Dia tidak mengharamkan semua yang diinginkan syhwat. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya,

“Allah hendak memberi keringanan kepada kalian, dan manusia dijadikan bersifat lemah.“ (An-Nisa: 28)

Hamba manusia memang lemah dan tidak kuasa membendung syahwatnya. Sehingga dia diberi keringanan (kebebasan) untuk melampiaskan pada hal-hal yang dibolehkan sehingga terhindar dari yang dilarang.

Imam Ghazali, membagi manusia menjadi 3 kelompok besar dalam kaitannya dengan hawa nafsunya,

☆ 1) HAMBA YANG DIKALAHKAN HAWA NAFSUNYA

Dalam kondisi ini seorang hamba tidak mampu menguasai hawa nafsunya. Kebanyakan hamba dalam kategori ini.

Firman Allah, yang artinya, “ Apakah kamu tidak melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. “ (Al-Furqan: 43)

Saudaraku, dari firman ini kita menjadi tahu bahwa seorang hamba yang diperbudak oleh keinginan nafsunya, sesungguhnya dia telah menjadikann hawa nafsunya sebagai tuhannya.

☆ 2) HAMBA YANG SELALU BERPERANG DENGAN NAFSUNYA, terkadang dia menang dan pada kesempatan lain dia ditundukkan oleh nafsunya.

Seorang hamba yang demikian termasuk orang yang berjihad. Semoga hamba ini selalu mendapat pertolongan Allah dalam peperangannya.

☆ 3) ORANG YANG SANGGUP MENUNDUKKAN NAFSUNYA

Dan hawa nafsunya tidak sanggup menundukkannya. Inilah raja yang paling berkuasa, kenikmatan yang disegerakan, dan mendapatkan kebebasan yang sempurna jauh dari perbudakan. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya,

”Setiap orang mempunyai dua syaitan, dan Allah menolong aku untuk menghadapinya, sehingga aku mampu menundukkannya.” (Misykatul Mashabih 2/223, Mizanul ‘amal 420)

Saudaraku, membebaskan diri dari pengaruh nafsu kita, bukanlah pekerjaan kecil dan ringan. Ini adalah usaha yang memerlukan perjuangan sepanjang hidup, pengorbanan yang panjang dan berliku, dan sangat membutuhkan pertolongan dan karunia Allah.

Saudaraku, bila kita ingin menundukkan atau mengubati hawa nafsu, maka jalan satu-satunya adalah kembali kepada agama Allah.

Sebagaimana firman Allah, yang artinya,

”Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.“ (Al-Qashash: 50)

Allahu a’lam.

Sumber: Al-Ikhlas, Dr Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar
________________
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Ar-Rahman: 60)
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Shared By: bicara.hidayah 2 ( .. buat diriku ..)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan