MEMELIHARA TAQWA, WALAU PAPA DENGAN KEMEWAHAN DUNIA
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah salallahu ‘alihi wasallam, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Salam untuk seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Nya.
Bila manusia mau mencermati indahnya Islam, maka manusia akan dapat melihat kenyataan bahwa Allah telah mengangkat derajat kaum miskin dan papa dari segala kesusahan hidup di dunia menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia sampai kebahagiaan di akherat kelak.
Segala puji hanya bagi Allah, kita ketahui bahwa Allah telah menjadikan Islam agama terakhir, agama yang sangat cocok untuk segala lapisan umat manusia. Dan amat sangat cocok untuk orang-orang yang lemah dan serba terbatas. Sebagaimana dalam firman-Nya
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُم بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَاء الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ ﴿٣٧﴾
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, merekalah itu yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).” (Saba’, 34: 3)
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً ﴿٤٦﴾
“Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al Kahf, 18: 46)
Allah subhanahu wa ta’ala telah menumbuhkan Islam dari tempat yang penuh berkah KOTA MAKKAH, di sebuah lembah yang saat ini penuh dengan kelimpahan keindahan dunia dan penuh dengan ibadah kepada Allah, dan dahulunya tempat itu adalah tempat Ibadah yang pertama dibangun, dan tumbuh dengan dituntun oleh utusan Allah, seorang Nabi yang penuh berkah, dan banyak diikuti oleh kaum yang lemah.
Bila kaum yang empunya, pemuja takhta, harta, dan dunia menghabiskan waktu hidup mereka untuk berlomba-lomba menggapai (mencapai) kelimpahan takhta, harta dan dunia, maka Islam mengenalkan kemuliaan dengan ketinggian TAQWA, yang dapat digapai dengan AKHLAQ MULIA. Dan sebenarnya sampai kapanpun Islam tidak pernah membangga-banggakan capaian TAKHTA, HARTA dan gandrung (gila-gila) dengan KESENANGAN DUNIA.
Islam telah menganjurkan manusia untuk selalu MENEGAKKAN SHOLAT dan MEMBAYAR ZAKAT. Bagaimana seorang manusia dituntun untuk selalu dekat kepada Allah dan segala nikmat materi yang didapatkan harus dijadikan sarana untuk mendekat kepada Allah. Sebaliknya bila manusia telah lupa dan bergelimang dengan kesenangan takhta, harta dan kesenangan dunia digunakan di jalan yang salah, dipastikan semakin terjauhkan dari keridhaan Allah dan biasanya terseret ke dalam jalan-jalan lalai dan melupakan kehidupan akherat.
Dari zaman ke zaman kesibukan manusia pada kecintaan yang berlebihan pada kehidupan dunia, maka manusia secara nyata, telah meniggalkan ketinggian haqiqi pengamalan agama yang dianutnya menuju kepada kesibukan bernikmat-nikmat memuja kesenangan dunia.
Bukti nyata telah terpampang di mata kita, bagaimana fasilitas kemewahan dunia telah menyita habis waktu hidup seseorang untuk kemudian banyak waktu untuk menekuni dan asyik dalam kesenangan dunia tanpa ada niatan untuk melihat tanda-tanda keagungan Allah, beribadah kepada Allah, mengagungkan Allah, bertasbih kepada Allah. Kesenangan dunia yang diburu hanya untuk sekedar mengejar kesejahteraan di dunia saja. Untuk memanjakan enaknya saraf-saraf tubuh menikmati fasilitas kehidupan DUNIA.
Bukti nyata adalah dimana tumbuh alam industrialisasi yang jenuh dengan membangun dunia, apapun teori hendak disampaikan, bukti hingga zaman ini yang muncul adalah sepinya tempat-tempat ibadah, dan diteruskan dengan ramainya tempat-tempat hiburan dan tempat dijualnya barang-barang untuk menikmati kesenangan dunia. Lenganglah tempat-tempat ibadah dan ramailah tempat memuaskan hawa nafsu manusia. Dan benarlah firman Allah.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿٢٠﴾
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al Hadid: 57: 20)
Teori apapun yang hendak dikemukakan namun HINGGA HARI INI pada kenyataannya, bila manusia telah memilih jalan menyembah kepada kelezatan dunia, maka ibadahnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan diabaikan. Dan manusia lebih mementingkan kehidupan dunia. KECUALI BILA MANUSIA SUDAH BENAR-BENAR HIDUP DENGAN MENGAMALKAN ISLAM.
Segala puji bagi Allah semoga kita selalu bisa mengisi kehidupan untuk selalu beriman kepada Allah dan RasulNya, Menguatkan agama-Nya, mengagungkan-Nya dan selalu bertasbih kepada-Nya di waktu dan petang. Wallahu a’lam.
_________
Kredit: mta.or.id
Shared By Bicara Hidayah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan