Isnin, 24 Ogos 2015

HIKMAH UJIAN

share dari link fb ~ Rohana Saad

HIKMAH UJIAN

Semua kejadian di muka bumi adalah atas kehendak dan kuasa Allah. Tidak satupun kejadian yang terlepas dari perancangan-Nya. Ujian diberikan oleh Allah dengan maksud untuk meningkatkan kualiti hidup manusia. Bagi yang lulus akan naik darjat. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak lulus ada dua alternatif pilihan iaitu tetap ditempat atau melorot jatuh ke darjat yang lebih rendah. Dengan kata lain, tidak ada satupun manusia di muka bumi ini dibiarkan oleh Allah berlalu tanpa mendapatkan ujian. Apalagi bagi mereka yang telah mengaku sebagai orang yang beriman, maka pengakuan itu perlu pembuktian. Hanya melalui ujian yang datang silih berganti, seseorang dapat membuktikan keimanannya kepada Allah SWT. Dan Allah telah menegaskan dalam firman-Nya : ”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, `Kami telah beriman,’ sedangkan mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-Ankabuut: 2) 

Ujian yang diberikan kepada manusia itu pelbagai, ada yang langsung, ada yang tidak langsung. Ada yang mengenai dirinya, keluarganya, atau harta bendanya. Ada yang terasa berat, tapi ada pula yang ringan-ringan saja. Ada yang berupa kesengsaraan, tapi tidak sedikit yang berupa kenikmatan. Tergantung pada siapa yang akan diuji, dan tentu saja itu semua terserah pada keputusan Allah. Yang penting bagi kita adalah perasaan dan sikap kita dalam menjalani ujian. Sebaiknya kita selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Mempersiapkan mental dan keimanan kita, agar bila suatu waktu ujian datang menghampiri kita, kita telah siap. Kerana ujian kenaikan tingkat, biasanya datang tanpa pemberitahuan dan tidak disangka-sangka datangnya. Kalau kita telah siap menerimanya, maka kita akan menjalani ujian itu dengan penuh semangat, tidak ada keluh-kesah, kerana kita menyedari bahwa tiada ujian yang ringan, apalagi untuk ujian kenaikan tingkat.

Seharusnya kita bersemangat dan bergembira menerima ujian dari Allah SWT. Kerana hanya melalui ujian itu, tingkatan iman kita akan meningkat. Semakin banyak ujian yang kita lalui, berarti kesempatan untuk naik tingkat semakin besar. Itu ertinya bahwa Allah mencintai kita, menginginkan agar kita naik tingkat secara cepat. Rasulullah saw bersabda : “Tiada henti-hentinya ujian akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR Tirmidzi). .

Dalam sebuah hadits yang sahih disebutkan, jika Allah rindu kepada hamba yang dicintai-Nya, maka Dia akan memerintahkan kepada malaikat untuk mengirimkan sebuah pakej hadiah berupa ujian. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah SWT berfirman : “Pergilah kepada hamba-Ku, lalu timpakanlah berbagai ujian kepadanya, karena Aku ingin mendengarkan rintihannya.” (HR Thabrani dari Abu Umamah)

Rintihan hamba Allah yang mencintai dan dicintai Allah itu, tentu saja bukan berupa keluh-kesah, histeria, apalagi berupa umpatan. Rintihannya tidak lain berupa doa, dzikir, wirid, munajat dan taqarrub Ilallah. Rintihan semacam inilah yang selalu dirindukan oleh Allah SWT.

Semakin tinggi kita memanjat pokok, semakin banyak angin yang menerpa. Jika tidak hati-hati, akan jatuh lagi ketanah, dan lebih sakit. Sama halnya dengan tingkat keimanan kita. Semakin tinggi tingkatnya, maka semakin banyak tentangan, semakin banyak ujian yang datang silih berganti. Jika kita sanggup menyelesaikannya, maka kedudukan kita menjadi lebih tinggi lagi.

Apakah sekarang ini Allah tengah menguji dan memberikan cubaan kepada kita? Jika ya, maka bersyukurlah. Jadikanlah cubaan itu sebagai batu loncatan untuk meraih kejayaan yang jauh lebih baik. Jadikanlah ujian dan cubaan itu sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualiti iman. Jadikan cubaan itu sebagai alat untuk melebur dosa-dosa kita, sebab setiap cubaan yang diterima dengan lapang dada akan mendatangkan pahala dan menebus dosa. Rasulullah saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

blog saya satu lagi boleh dilawati : http://sharmine205omarshahab.blogspot.com/ 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan