APA ITU SU'UL KHATIMAH?
Su-ul-khatimah (Kesudahan Yang Buruk) itu ada dua tingkat
Adapun tingkat yang besar, yang mendahsyatkan, bahawa mengerasi atas hati, ketika sakaratul-maut dan lahir ke-huru-hara-annya, adakalanya oleh keraguan dan adakalanya oleh keengkaran.
Lalu roh (nyawa) diambil dalam keadaan kerasnya keengkaran atau keraguan.
Maka ikatan keengkaran yang mengerasi atas hati itu, menjadi dinding (hijab) di antaranya dan Allah Ta'ala untuk selama-lamanya.
Dan yang demikian membuat kita jauh dari Allah secara terus-menerus dan berada dalam siksaan yang berkekalan.
Yang kedua, iaitu: kurang dari yang pertama tadi, bahawa mengerasi atas batinnya ketika mati, oleh kecintaan kepada sesuatu dari hal dunia dan keinginan dari keinginan-keinginan dunia.
Maka membentuk yang demikian itu dalam batinnya dan menenggelamkannya.
Sehingga, tidak ada lagi dalam keadaan itu, tempat di dalam hati untuk yang lain.
Maka berkebetulan pengambilan nyawanya dalam keadaan yang demikian.
Maka adalah ketenggelaman batinnya dengan yang demikian itu, membalikkan kepalanya ke dunia.
Dan memalingkan mukanya ke dunia itu sedangkan dia telah pun meninggalkan dunia dan tak akan kembali lagi kepada dunia selama2nya
Manakala muka telah berpaling dari Allah Ta'ala, nescaya terjadilah hijab.
Dan manakala telah terjadi hijab, nescaya turunlah azab.
Kerana neraka Allah yang menyala-nyala itu, tidak mengambil, selain orang-orang yang terhijab daripada Allah.
Adapun orang mu'min yang sejahtera batinnya dari kecintaan kepada dunia, yang terarah cita-citanya kepada Allah Ta'ala, maka neraka mengatakan kepadanya:
"Lalulah, hai mu'min! Sinarmu telah memadamkan api-baraku".
Manakala berkebetulan pengambilan nyawa dalam keadaan kerasnya kecintaan kepada dunia, maka keadaan amat berbahaya.
Kerana manusia itu mati, menurut apa yang ia hidup.
Dan tidak mungkin diusahakan sifat yang lain bagi hati, sesudah mati, yang berlawanan dengan sifat yang mengerasi atas dirinya.
Kerana tidak berlaku pada hati, selain amal-perbuatan anggota badan.
Dan anggota badan itu telah batil dengan mati.
Maka batillah segala amal perbuatan.
Maka tak ada harapan pada amal perbuatan lagi.
Dan tak ada harapan untuk kembali ke dunia, untuk memperoleh apa yang hilang dan memperbaiki keadaan hati.
Dan ketika itu, besarlah penyesalan.
Hanya, pokok iman dan kecintaan kepada Allah Ta'ala, apabila telah melekat pada hati dalam masa yang panjang yang dapat menyelamatkan keadaan
Dan yang demikian, bertambah teguh, dengan amal-amal saleh.
Kalau ada kekuatan imannya kepada batas seberat biji sawi, nescaya iman itu mengeluarkannya dari neraka, pada waktu yang terdekat.
Dan kalau kurang dari yang demikian, nescaya lamalah berhentinya dalam neraka.
Dan kalau tak ada imannya, selain seberat sebutir biji-bijian, maka tak dapat tidak, iman itu akan mengeluarkannya dari neraka, walaupun sesudah ribuan tahun dalam neraka....
Tiada ulasan:
Catat Ulasan