Kata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia/(Malaysia). Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia.
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.
MACAM-MACAM HIDAYAH
1. Hidâyah al-ilham al-Fithri ( هِدَايَة الإلْهَام الفِطْري )
Hidâyah yang diberikan Allâh sejak manusia baru lahir, sehingga butuh dan bisa makan dan minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga, padahal tidak ada yang mengajarinya.
Tanpa melalui proses pendidikan, bayi juga bisa tertawa tatkala bahagia. Hidâyah ini diberikan oleh Allâh tanpa usaha dan tanpa permintaan manusia.
2 . Hidâyah al-Hawas ( هِدَايَة الحَوَاس )
Hidâyah ini diberikan Allâh kepada manusia dan haiwan. Bedanya kalau kepada haiwan diberikannya secara sekaligus, dan sempurna sejak dilahirkan induknya. Sedangkan pada manusia hidâyah al-hawas diberikan secara beransur. Dengan hidayah ini, manusia bisa membedakan rasa masin, pahit, manis, enak, lada, bau, harum, kasar atau pun halus, tanpa melalui peroses pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini berfungsi untuk memfungsikan Hidâyah al-Hawas secara optimal. Ini dikenal juga dengan Panca-Indra yang terdiri atas: lidah sebagai alat rasa; mata sebagai alat melihat; telinga sebagai alat mendengar; hidung sebagai alat hirup yang mengetahui bau atau harum; dan kulit bisa merasa panas, dingin atau keras dan lunak . Itu semua termasuk hidâyah al-hawas.
3. Hidâyah al-’Aqli ( هِدَايَة العَقْل )
Seorang manusia, bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, karena ia diberi hidâyah al-’aqli . Jadi fungsi hidayatul-Aqli adalah untuk meluruskan pandangan hidâyah al-ilham dan hidâyah al-hawas yang kadang-kadang salah tanggapannya.
4. Hidâyah al-Din ( هِدَايَة الدِّين )
Atau hidâyah diniyah atau hidâyah syar’iyah. Ialah petunjuk Allâh berupa ajaran dan hukum-hukum yang meluruskan kekeliruan yang muncul akibat aqal yang dipengaruhi nafsu. Untuk meluruskan pendapat akal itu, maka Allâh memberi manusia Hidâyah al-Din pedoman hidup yang berfungsi membimbing manusia ke jalan yang benar. Allâh berfirman:
“Dan telah Kami beri petunjuk dua jalan hidup.” (Al Balad: 10)
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa menurut ayat ini, Allâh memberikan jalan hidup itu terdiri atas baik dan yang buruk. Manusia dengan aqalnya dipersilakan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Hidâyah al-din membimbing manusia untuk mengambil jalan yang lurus. Namun hidayah ini tidak bisa diperoleh manusia tanpa melalui peroses pembelajaran. Hanya orang yang mempelajari syari'ah, yang meraih hidâyah al-Din.
إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjukkepada jalan yang lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal shalih, sesungguhnya bagi mereka itu pahala yang maha besar.” (Al Isra: 9)
Sesungguhnya Allâh telah memberikan penjelasan sejelas-jelasnya, bahwa Al-Qur’an itu memberi petujuk ke jalan yang lurus, baik dan mencapai bahagia paripurna.
5. Hidayat al- Taufiq ( هِدَايَة التَّوفِيْق والمَعُونَة )
Allâh memberikan hidâyah yang tersebut di atas, Hidayatul Ilham, Hidayatul-hawas dan Hidayat al-Din Wasyara’i , kepada menusia berlaku umum. Setiap manusia menerima hidâyah ilham, hidâyah hawas, hidâyah aqal . Kemudian hidâyah diniyah, bisa diperoleh melalui pembelajaran. Namun tidak setiap manusia mendapat hidâyah al-taufîq , walau belajar atau diajari. Tidak sedikit manusia masih senang memilih jalan yang bertentangan dengan aturan Allâh , walau sudah memiliki hidâyah al-Din melalui juru da'wah.
وَ أَمَّا ثَمُودُ فَهَدَ يْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَ ابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada kaum Tsamud telah Kami beri petunjuk, namun mereka mengambil jalan buta kesesatan dan meninggalkan petunjuk itu. Maka mereka disambar petir sebagai siksa yang menghinakan, akibat dari perbuatan mereka.” (Fushilat: 17)
Dengan demikian orang yang menemukan hidâyah al-Din, tidak dijamin berakhlaq benar.
Itulah sekilas tentang pengertian hidayah, semoga dengan kita memahami pengertian hidayah, kita bisa menyikapi hidayah tersebut dengan baik. Kesimpulannya adalah bahwa hidayah itu bukan sesuatu yang diberikan begitu saja tetapi sesuatu yang perlu kita usahakan, dan sarana-sarana untuk mendapatkan hidayah sudah Allah subhanahu wata'ala sediakan buat kita.
Kredit: onlinehidayah.wordpress.co m
__________________
Shared By: bicara.hidayah ( .. buat diriku ..)
Bicara Hidayah - Bicara Hati ღ
☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆
Tiada ulasan:
Catat Ulasan